Minggu, 27 November 2016

TRANSTHEORETICAL MODEL mata kuliah EPIDEMIOLOGI PERILAKU

TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI PERILAKU
“TRANSTHEORETICAL MODEL”


Dosen Pengampu
Description: unddrg. Zahroh Shaluhiyah, MPH, Ph.D







Oleh :
LILIK RESTIKA RINI
NIM :  25010313410035




PROGRAM STUDI MAGISTER PROMOSI KESEHATAN
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2014



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
The Transtheoretical Model menurut Prochaska dan Diclement, 1983 adalah suatu model yang integrative tentang perubahan perilaku. Kunci pembangun dari teori lain yang terintegrasi. Model ini menguraikan bagaimana orang-orang memodifikasi perilaku masalah atau memperoleh suatu perilaku yang positif dari perubahan perilaku tersebut.
Model ini adalah suatu perubahan yang disengaja untuk mengambil suatu keputusan dari individu tersebut. Model melibatkan emosi, pengamatan dan perilaku, melibatkan pula suatu kepercayaan diri.
Makalah ini akan mempertunjukkan aplikasi dari Transtheoretical Model itu. Model telah sebelumnya berlaku untuk suatu perilaku masalah yang luas. Ini meliputi perhentian merokok, latihan, diet rendah yang gemuk, radon/radium yang menguji, alkohol menyakititi, berat/beban mengendalikan, kondom gunakan untuk perlindungan HIV, perubahan keorganisasian, penggunaan dari sunscreens untuk mencegah kanker kulit, obat/racun menyakititi, pemenuhan medis, mammography menyaring, dan menekan manajemen.
Disebut Transtheoretical Model karena berupaya menyatukan dan mengintegrasikan konstruksi kunci dari beberapa teori menjadi suatu model perubahan perilaku yang komperhensif agar dapat digunakan dalam beragam perilaku, populasi dan keadaan (pengobatan, upaya pencegahan, atau upaya pembuat kebijakan). Terdapat 4 teori dalam model ini. Teori pertama adalah tahap perubahan, teori kedua adalah keseimbangan keputusan (decisional balance), teori ketiga adalah efikasi diri (self-efficacy) dan teori keempat adalah proses perubahan (process of change).



B.            Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:
1.        Pengertian The Transtheoritical Model.
2.        Proses The Transtheoritical Model.
3.        Aplikasi The Transtheoritical Model.

C.           Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.        Menjelaskan pengertian The Transtheoretical Model.
2.        Menjelaskan proses dari The Transtheoretical Model.
3.        Menjelaskan aplikasi dari The Transtheoretical Model.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian
Model transtheoretical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai kesiapan seorang individu untuk bertidak atas perilaku sehat yang baru dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan kesehatan. Suatu model yang teoritis tentang perubahan perilaku, yang telah (menjadi) basis untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk mempromosikan perubahan perilaku kesehatan. Transteoretical model ini adalah sebuah model integrative pada perubahan perilaku.
Model Transtheoretical adalah model perubahan yang disengaja. Ini adalah model yang berfokus pada pengambilan keputusan individu. pendekatan lain untuk promosi kesehatan telah berfokus terutama pada pengaruh sosial terhadap perilaku atau pengaruh biologis terhadap perilaku. Untuk merokok, sebuah contoh dari pengaruh sosial akan menjadi model pengaruh peer (Flay, 1985) atau perubahan kebijakan (Velicer, Laforge, Levesque, & Fava, 1994). Contoh pengaruh biologis akan model pengaturan nikotin (Leventhal & Cleary, 1980; Velicer, Redding, Richmond, Greeley, & Swift, 1992) dan terapi penggantian (Fiore. Smith, Jorenby, & Baker, 1994). Dalam konteks Model Transtheoretical, ini dipandang sebagai pengaruh luar, berdampak melalui individu.
Model ini melibatkan emosi, kognisi, dan perilaku. Ini melibatkan kepercayaan pada diri-laporan. Misalnya, dalam berhenti merokok, laporan diri telah terbukti sangat akurat (Velicer, Prochaska, Rossi, & Snow 1992). pengukuran yang akurat memerlukan serangkaian item jelas bahwa individu dapat merespon secara akurat dengan sedikit kesempatan untuk distorsi. Pengukuran isu sangat penting dan salah satu langkah penting untuk aplikasi model melibatkan pengembangan langkah-langkah pendek, handal, dan berlaku dari kunci konstruksi.
Transtheoretical Model mengusulkan satu set membangun format itu adalah suatu ruang hasil multivariate dan meliputi ukuran yang adalah sensitif untuk maju di seluruh langkah-langkah. Ini membangun meliputi yang pro dan kontra dari Decisional Balance Scale, Temptation atau Self-efficacy, dan perilaku target. Suatu lebih terperinci presentasi dari aspek/pengarah ini pada model disajikan di tempat lain (Velicer, Prochaska, Rossi, & Diclemente, 1996).

B.       Proses Transtheoretical Model
Kemunduran terjadi ketika individu berbalik ke suatu lebih awal langkah perubahan. Berbuat tidak baik lagi adalah satu format dari kemunduran, menyertakan kemunduran dari Maintenance atau Action (bagi/kepada) suatu langkah yang lebih awal.
1.    Tahap Perubahan Perilaku
Tahapan perubahan model pada awalnya dikembangkan pada tahun 1970-an dan 1980-an oleh James Prochaska dan Carlo DiClemente di Universitas Rhode Island ketika mereka sedang belajar bagaimana perokok bisa melepaskan kebiasaan atau kecanduan, sebagai perubahan perilaku yang menjelaskan proses mulai dari diperolehnya sebuah perilaku baru hingga pada pemeliharaan perilku tersebut. Tahapan perubahan berguna dalam menjelaskan kapan terjadinya perubahan dalam kognitif, emosi, dan perilaku.




Stage of change ……
 


Stages of change
Deskripsi
Pre-contemplation
No intention to act in the near future (six months)
Contemplation
Intention to change in the near future (six months)
Preparation
Intention to take action in the immediate future
(1 month); have a plan of action
Action
Overt action taken within the last 6 months
Maintenance
Change overt  behavior for more than 6 months
Termination
No temptation  to relape and 100% self efficacy

a.                                           Precontemplation
Langkah dimana orang-orang tidak mempunyai niat untuk bertindak dimasa depan yang dapat diduga pada umunya 6 bulan ke depan. Orang-orang yang mungkin termasuk di langkah ini adalah mereka yang tidak diberitahu tentang konsekuensi dari perilaku mereka. Mereka bersifat menentang atau tanpa motivasi atau mempersiapkan promosi kesehatan.
Pada tahap precontamplation menuju ke contamplation melalui proses :
1)        Peningkatan kesadaran : memberikan informasi.
2)        Dramatic relief : adanya reaksi seara emosional
3)        Environmental reevaluation : mempertimbangkan pandangan ke lingkungan.
b.                                          Contemplation / Perenungan.
Orang-orang berniat untuk merubah ke 6 bulan berikutnya. Mereka sadar akan pro menguvbah perilaku tetapi juga sangat sadar akan memberdayakan. Tahapan ini menyeimbangkan anatara biaya dan keuntungan untuk menghasilkjan 2 sifat bertentangan yang dapat menyimpan dalam periode lama.
Belum membuat keputusan yang tepat suatu reaksi. Pada tahap contemplation ke preparation melalui proses :
·           Self-reevaluation    : penilaian kembali pada diri sendiri.
c.                                           Preparation / Persiapan.
Langkah dimana orang-orang berniat untuk mulai bertindak di masa mendatang. Secara khas mereka mengambil keputusan penting dari masa yang lalu. Individu ini mempunyai suatu rencana kegiatan seperti sambungan suatu kelas pendidikan kesehatan, bertemu dengan dokter mereka, membeli suatu buku bantuan diri atau bersandar pada suatu perubahan.
·           Pada tahap preparation ke action melalui proses : self liberation
d.                                          Action/ Tindakan
Langkah dimana orang sudah memodifikasi spesifik antara pikiran dengan perilaku. Banyaknya anggapan tindakan sama dengan perilaku. Namun dalam model ini perilaku tidak menghitung semua tindakan. Langkah action adalah juga langkah dimana kewaspadaan melawan terhadap berbuat tidak baik lagi adalah kritis.
Mulai aktif berperilaku yang baru. Pada tahap action ke maintenance melalui proses :
·                    Contingency management : adanya penghargaan, bisa berupa punishment juga.
·                    Helping relationship : adanya dorongan / dukungan dari orang lain untuk mengubah perilaku.
·                    Counter conditioning : alternatif lain dari suatu perilaku.
·                    Stimulus control : aadanya control pengacu untuk merubah perilaku.
e.                                           Maintenance / Pemeliharaan
Dimana orang-orang sedang aktif untuk mencegah berbuat tidak baik lagi tetapi mereka tidak menggunakan proses perubahan sering seperti halnya orang-orang dalam perang. Suatu langkah yang mana diperkirakan untuk terakhir. Ketika hasil dari maintenance positif / dapat mengubah perilaku yang lebih baik maka akan terjadi termination / perhentian.
Ketika setelah maintenance terjadi relaps maka bisa kembali pada tahap contemplation-preparation-action-maintence. Tidak lagi kembali ke Precontemplation, karena sudah ada kesadaran / niat.
f.                                            Relaps (Kekambuhan)
Relaps (kekambuhan) atau disebut juga sebagai revolving door schema dapat terjadi pada proses perubahan perilaku menurut teori ini. Kekambuhan merupakan kembalinya perilaku seseorang pada kebiasaan yang lama. Biasanya pada tahap pelaksanaan (action) maupun pemeliharaan (maintenance) kekambuhan dapat terjadi, apalagi bila seseorang tidak mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya.

2.    Proses Perubahan Perilaku
Proses perubahan berguna untuk membantu menjelaskan bagaimana strategi atau teknik untuk modifikasi terjadinya perubahan tersebut. Proses Perubahan adalah kegiatan terselubung maupun terbuka yang digunakan orang untuk maju melalui tahap-tahap. Proses perubahan memberikan panduan penting bagi program intervensi, karena proses adalah variabel independen bahwa orang perlu untuk menerapkan, atau terlibat dalam, untuk berpindah dari panggung ke panggung.
Sepuluh proses (Prochaska & DiClemente, 1983; Prochaska, Velicer, DiClemente, & Fava, 1988) telah menerima dukungan yang paling empiris dalam penelitian kami sampai saat ini. Lima pertama diklasifikasikan sebagai Proses Experiential dan digunakan terutama untuk tahap awal transisi. Lima terakhir diberi label Proses Perilaku dan digunakan terutama untuk transisi tahap selanjutnya.

a.                  Proses Perubahan Perilaku Melalui  Experiential
Proses Perubahan
Definisi dan Contoh
Consciousness Raising (Peningkatan Kesadaran )
Usaha untuk mencari informasi baru dan  memahami keuntungannya melalui informasi, pendidikan dan umpan balik dari perilaku yang bermasalah.
Exp: Saya ingat orang-orang informasi yang telah memberi saya tentang cara untuk berhenti merokok.
Drama Relief
Perasaan takut, cemas, atau khawatir karena perilaku tidak sehat, atau inspirasi perasaan dan harapan ketika mereka mendengar tentang bagaimana orang dapat mengubah perilaku sehat.
Exp: Saya bereaksi secara emosional terhadap peringatan tentang merokok.
Environmental  Reevaluation  (Evaluasi Lingkungan Kembali)
Menyadari bagaimana perilaku tidak  sehat mereka mempengaruhi orang lain dan bagaimana mereka bisa memiliki efek yang lebih positif dalam mengubah.
Exp: Saya menganggap pandangan bahwa merokok dapat berbahaya bagi lingkungan.
Social Liberation (Kebebasan Sosial)
Menyadarai   bahwa masyarakat yang lebih mendukung perilaku sehat.
Exp: Saya menemukan masyarakat yang berubah dengan cara yang membuat lebih mudah bagi bukan perokok
Self Reevaluation
(Kembali Mengevaluasi Diri)
Menyadari bahwa perilaku sehat merupakan bagian penting dari mereka.
Exp: Ketergantungan saya pada rokok membuat saya merasa kecewa dalam diri saya.


b.                 Proses perubahan perilaku melalui  perilaku
Proses berubahan
Definisi dan contoh
Stimulus Control (Kendali Rangsangan)
Mengendalikan situasi dan penyebab lain yang memicu perilaku tidak sehat muncul kembal orang lain dengan  mengingat dan isyarat yang mendorong perilaku yang sehat sebagai pengganti bagi mereka yang mendorong perilaku tidak sehat.
Exp: Saya menghapus hal-hal yang dari rumah saya yang mengingatkan saya merokok.
Helping Relationships
(Membantu Hubungan)
Menemukan orang-orang yang mendukung perubahan mereka.
Exp: Saya memiliki seseorang yang mendengarkan ketika saya perlu bicara tentang merokok saya.
Counter Conditioning
Mengganti cara berfikir tidak sehat menjadi cara berfikir yang sehat.
Exp: Saya menemukan bahwa melakukan hal-hal lain dengan tangan saya adalah pengganti yang baik untuk merokok.
Reinforcement Management (Manajemen Penguatan)
Pemberian penghargaan kalau bisa  berubahan perilaku sehat.
Exp: saya beri  hadiah sendiri ketika saya tidak merokok.
Self Reevaluation (Kembali Mengevaluasi Diri)
Menyadari bahwa perilaku sehat merupakan bagian penting dari mereka.
Exp: ketergantungan saya pada rokok membuat saya merasa kecewa dalam diri saya.
Self liberation  (Pembebasan Diri)
Percaya pada kemampuan  untuk  bisa berubah dan membuat komitmen bertindak berdasarkan keyakinan itu.
Exp: Aku membuat komitmen untuk tidak merokok.
3.    Decisional Balance (Putusan Seimbang)
Pengambilan keputusan dikonseptualisasikan sebagai "neraca" untuk keputusan dengan mengkomparasi antara keuntungan dan kerugian perubahan perilaku. Dua komponen keseimbangan putusan, pro dan kontra, telah menjadi konstruksi kritis dalam model transtheoretical. Individu mengalami perubahan dengan cara yang kritis berdasarkan tahap perubahan (stage of change) dan keseimbangan putusan.
Ketika seorang individu dalam tahap pre-contemplation, demi menjaga perilaku yang ada, pro yang mendukung perubahan perilaku sebanding dengan kontra relatif untuk perubahan. Pada tahap pre-contemplation, pro dan kontra cenderung untuk membawa bobot yang sama, sehingga meninggalkan ambivalen individu terhadap perubahan.
Jika terjadi ketidakseimbangan keputusan, seperti pro mendukung perubahan lebih besar dari kontra untuk menjaga perilaku tidak sehat, banyak orang pindah ke tahap persiapan atau bahkan tahap aksi. Untuk individu yang memasuki tahap pemeliharaan, pro mempertahankan perubahan perilaku harus lebih besar daripada yang kontra mempertahankan perubahan dalam rangka mengurangi risiko kambuh.
Penelitian telah menemukan hubungan berikut antara yang pro, kontra, dan tahap perubahan perilaku di 48 dan lebih dari 100 populasi diteliti dapat menujukkan yaitu:
a.    Perubahan dari kontra  lebih  besar daripada pro dalam tahap
precontemplation.
b.    Pro kontra melampaui pada tahap menengah.
c.    Pro lebih besar daripada kontra dalam tahap aksi.
Decisional Balance membangun cerminan individu yang menimbang dari baik buruknya dari mengubah. Berasal dari model Mann’s dan Janis, pengambilan keputusan itu mencakup empat kategori dari pro (laba yang sebagai penolong). Bagaimanapun, suatu test yang empiris dari model mengakibatkan suatu banyak struktur yang lebih sederhana. Hanya dua faktor, yang pro dan kontra ditemukan.
4.    Self-Efficacy (Kepercayaan Diri)
Mencerminkan tingkat kepercayaan individu memiliki perubahan yang diinginkan dalam menjaga perilaku mereka dalam situasi yang sering memicu kambuh. Hal ini juga diukur dengan kemungkinan individu merasa tergoda untuk kembali ke perilaku bermasalah mereka dalam situasi berisiko tinggi. Pada tahap pre-contemplation dan contemplation, godaan individu untuk terlibat dalam perilaku bermasalah jauh lebih besar.
Dalam penelitian, biasanya ditemukan tiga faktor yang mencerminkan jenis yang paling umum pada situasi: mempengaruhi negatif atau gangguan emosi, situasi sosial yang positif, dan keinginan. Untuk individu pada tahap persiapan aksi, ada perbedaan antara self-efficacy dan godaan individu, dan perubahan perilaku tercapai. Kambuh sering terjadi dalam situasi ketika godaan mengalahkan perasaan, dan self-efficacy untuk menjaga perubahan perilaku yang diinginkan.
Self-Efficacy membangun kehadiran keyakinan situasi yang spesifik yang orang-orang mempunyai bahwa mereka dapat mengatasi situasi yang resiko-tinggi tanpa relapsing kepada kebiasaan tak sehat atau yang resiko-tinggi mereka.
Situational Temptation Measure (Diclemente, 1981, 1986; Velicer, DiClemente, Rossi, & Prochaska, 1990) cerminkan intensitas dari himbauan untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ketika di tengah-tengah situasi yang sulit.
Situational Self-efficacy Measure tidak cerminkan keyakinan dari individu untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik ke seberang satu rangkaian ke situasi yang sulit. Keduanya ukuran Temptation dan Self-efficacy mempunyai struktur yang sama.
Ukuran Temptation/Self-efficacy adalah terutama sekali sensitif pada perubahan yang dilibatkan sedang dalam proses di langkah-langkah yang kemudiannya adalah meramal yang baik dari berbuat tidak baik lagi.


Berikut skema mengenai hubungan antara tahap perubahan, proses perubahan, decisional balance dan self efficacy dalam model Transtheoretical Model.







C.      Aplikasi Teori perilaku  Transtheoritical Model
Judul Jurnal “Application of the Transtheoretical Model for HIV Prevention in a Facility-Based and a Community-Level Behavioral Intervention Research Study
Fokus dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan penggunaan kondom dan kontrasepsi. Model ini diaplikasi dengan dua pendekatan intervensi yang berbeda yaitu  fasilitas-based  intervensi (konseling individual untuk perempuan di klinik, penampungan, dan pusat-pusat perawatan narkoba) dan intervensi pada tingkat masyarakat (termasuk produksi media kecil bahan, jalan penjangkauan, dan masyarakat mobilisasition). Pada penelitian ini menunjukkan bahwa transtheoretical model memiliki nilai untuk desain dan  pelaksanaan program pencegahan HIV.
Contoh Intervensi untuk mencegah  HIV dengan menggunakan kondom :
1.    Precontemplation
Wanita/mereka tidak berniat dalam menggunakan kondom secara konsisten dalam hubungan badan pada masa mendatang (6 bulan ke depan).
2.    Contemplation
Mereka sudah memikir serius/niat dalam menggunakan kondom secara konsisten dalam berikutnya 6 bulan tetapi belum membuat komitmen untuk mengambil indakan dalam waktu dekat).
3.    Preparation
Mereka sudah berniat untuk mulai menggunakan kondom setiap kali mereka berhubungan badan pada 1 bulan kedepan dan mungkin sudah mulai menggunakan tapi  tidak konsisten).
4.    Action
Mereka telah mulai menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim tetapi merek melakukannya masih kurang dari 6 bulan).
5.    Maintenance
(Kondom telah digunakan pada setiap tindakan hubungan seksual selama 6 bulan atau lebih).
Berikut contoh kuisioner dari teori TTM dari aplikasi diatas.






BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
The Transtheoretical Model mempunyai implikasi umum untuk semua aspek dari implementasi dan pengembangan intervensi. Kita akan dengan singkat menguraikan bagaimana berdampak pada di lima area : perekrutan, ingatan, kemajuan, proses, dan hasil.
Transtheoretical Model adalah suatu model yang sesuai untuk perekrutan dari suatu keseluruhan populasi. Intervensi yang tradisional sering berasumsi bahwa individu adalah siap untuk suatu perubahan perilaku segera dan permanen. Strategi perekrutan cerminkan asumsi, dan sebagai hasilnya, itu hanya suatu proporsi yang sangat kecil dari populasi mengambil bagian. Transtheoretical Model tidak membuat apapun asumsi tentang bagaimana individu siap adalah untuk ubah. Untuk mengenali individu yang berbeda itu akan berada di langkah-langkah yang berbeda dan intervensi sesuai itu harus dikembangkan untuk semua orang. Sebagai hasilnya, daftar biaya pengiriman barang-barang keikutsertaan yang sangat tinggi telah dicapai.
Transtheoretical Model dapat memudahkan suatu analisa dari mekanisme mediational itu. Intervensi adalah nampaknya akan secara diferensial efektif dengan membangun dan hubungan yang tergambar jelas, model dapat memudahkan suatu analisa proses dan pemandu peningkatan dan modifikasi dari intervensi itu.
Transtheoretical Model dapat mendukung suatu penilaian yang lebih sesuai tentang hasil. Intervensi harus dievaluasi dalam hal dari dampak mereka, yaitu perekrutan menilai kemanjuran. Intervensi yang didasarkan pada Transtheoretical Model mempunyai potensi untuk mempunyai kedua-duanya adalah suatu kemanjuran yang tinggi dan suatu tingkat tarif perekrutan yang tinggi, dengan begitu secara dramatis meningkatkan potensi yang berdampak pada di keseluruhan populasi dari individu dengan resiko kesehatan yang tingkah laku.
B.       Saran
Bagi kita tenaga kesehatan sangat penting bagi kita untuk mengetahui model sepeti the transtheoritical untuk memberikan promosi kesehatan bagi klien, keluarga, dan masyarakat yang kita layani. Karena dengan model ini kita dapat memberikan promosi yang tepat.




 DAFTAR PUSTAKA

Ogden, J. Health Psichology. Open University Press Buckingham Philadelphia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum,..^_^
Jika ada yang mencari materi makalah mengenai mata pelajaran SD - SMA silahkan meninggalkan pesan di komentar. Karna blog ini dibuat untuk memudahkan pembaca mencari informasi. Terimakasih
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.