TUGAS
MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI PERILAKU
“TRANSTHEORETICAL MODEL”
Dosen
Pengampu
drg. Zahroh Shaluhiyah, MPH, Ph.D
Oleh
:
LILIK
RESTIKA RINI
NIM
: 25010313410035
PROGRAM STUDI MAGISTER PROMOSI KESEHATAN
PEMINATAN
PROMOSI KESEHATAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
The Transtheoretical Model menurut Prochaska dan
Diclement, 1983 adalah suatu model yang integrative tentang perubahan perilaku.
Kunci pembangun dari teori lain yang terintegrasi. Model ini menguraikan
bagaimana orang-orang memodifikasi perilaku masalah atau memperoleh suatu
perilaku yang positif dari perubahan perilaku tersebut.
Model ini adalah suatu perubahan yang disengaja
untuk mengambil suatu keputusan dari individu tersebut. Model melibatkan emosi,
pengamatan dan perilaku, melibatkan pula suatu kepercayaan diri.
Makalah ini akan mempertunjukkan aplikasi dari
Transtheoretical Model itu. Model telah sebelumnya berlaku untuk suatu perilaku
masalah yang luas. Ini meliputi perhentian merokok, latihan, diet rendah yang
gemuk, radon/radium yang menguji, alkohol menyakititi, berat/beban
mengendalikan, kondom gunakan untuk perlindungan HIV, perubahan keorganisasian,
penggunaan dari sunscreens untuk mencegah kanker kulit, obat/racun menyakititi,
pemenuhan medis, mammography menyaring, dan menekan manajemen.
Disebut
Transtheoretical
Model karena berupaya menyatukan dan
mengintegrasikan konstruksi kunci dari beberapa teori menjadi suatu model
perubahan perilaku yang komperhensif agar dapat digunakan dalam beragam
perilaku, populasi dan keadaan (pengobatan, upaya pencegahan, atau upaya
pembuat kebijakan). Terdapat 4 teori dalam model ini. Teori pertama adalah
tahap perubahan, teori kedua adalah keseimbangan keputusan (decisional balance), teori ketiga adalah
efikasi diri (self-efficacy) dan teori keempat adalah proses perubahan (process
of change).
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:
1.
Pengertian The Transtheoritical Model.
2.
Proses The Transtheoritical Model.
3.
Aplikasi The Transtheoritical Model.
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Menjelaskan pengertian The
Transtheoretical Model.
2.
Menjelaskan proses dari The
Transtheoretical Model.
3.
Menjelaskan aplikasi dari The Transtheoretical
Model.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Model transtheoretical adalah suatu model yang
diterapkan untuk menilai kesiapan seorang individu untuk bertidak atas perilaku
sehat yang baru dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk memandu
setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan
kesehatan. Suatu model yang teoritis
tentang perubahan perilaku, yang telah (menjadi) basis untuk mengembangkan
intervensi yang efektif untuk mempromosikan perubahan perilaku kesehatan.
Transteoretical model ini adalah sebuah model integrative pada perubahan
perilaku.
Model Transtheoretical adalah model perubahan yang
disengaja. Ini adalah model yang berfokus pada pengambilan keputusan individu.
pendekatan lain untuk promosi kesehatan telah berfokus terutama pada pengaruh
sosial terhadap perilaku atau pengaruh biologis terhadap perilaku. Untuk
merokok, sebuah contoh dari pengaruh sosial akan menjadi model pengaruh peer
(Flay, 1985) atau perubahan kebijakan (Velicer, Laforge, Levesque, & Fava,
1994). Contoh pengaruh biologis akan model pengaturan nikotin (Leventhal &
Cleary, 1980; Velicer, Redding, Richmond, Greeley, & Swift, 1992) dan
terapi penggantian (Fiore. Smith, Jorenby, & Baker, 1994). Dalam konteks
Model Transtheoretical, ini dipandang sebagai pengaruh luar, berdampak melalui
individu.
Model ini melibatkan emosi, kognisi, dan perilaku.
Ini melibatkan kepercayaan pada diri-laporan. Misalnya, dalam berhenti merokok,
laporan diri telah terbukti sangat akurat (Velicer, Prochaska, Rossi, &
Snow 1992). pengukuran yang akurat memerlukan serangkaian item jelas bahwa
individu dapat merespon secara akurat dengan sedikit kesempatan untuk distorsi.
Pengukuran isu sangat penting dan salah satu langkah penting untuk aplikasi
model melibatkan pengembangan langkah-langkah pendek, handal, dan berlaku dari
kunci konstruksi.
Transtheoretical Model mengusulkan satu set
membangun format itu adalah suatu ruang hasil multivariate dan meliputi ukuran
yang adalah sensitif untuk maju di seluruh langkah-langkah. Ini membangun
meliputi yang pro dan kontra dari Decisional Balance Scale, Temptation atau
Self-efficacy, dan perilaku target. Suatu lebih terperinci presentasi dari
aspek/pengarah ini pada model disajikan di tempat lain (Velicer, Prochaska,
Rossi, & Diclemente, 1996).
B.
Proses
Transtheoretical Model
Kemunduran terjadi ketika individu berbalik ke suatu
lebih awal langkah perubahan. Berbuat tidak baik lagi adalah satu format dari
kemunduran, menyertakan kemunduran dari Maintenance atau Action (bagi/kepada)
suatu langkah yang lebih awal.
1.
Tahap
Perubahan Perilaku
Tahapan
perubahan model pada awalnya dikembangkan pada tahun 1970-an dan 1980-an oleh James
Prochaska dan Carlo DiClemente di Universitas Rhode Island ketika mereka sedang
belajar bagaimana perokok bisa melepaskan kebiasaan atau kecanduan, sebagai perubahan
perilaku yang menjelaskan proses mulai dari diperolehnya sebuah perilaku baru
hingga pada pemeliharaan perilku tersebut. Tahapan perubahan berguna dalam menjelaskan kapan terjadinya perubahan
dalam kognitif, emosi, dan perilaku.
|
Stages of change
|
Deskripsi
|
Pre-contemplation
|
No intention to act in the near future (six months)
|
Contemplation
|
Intention to change in the near future (six months)
|
Preparation
|
Intention to take action in the immediate future
(1 month); have a plan of action
|
Action
|
Overt action taken within the last 6 months
|
Maintenance
|
Change overt behavior for
more than 6 months
|
Termination
|
No temptation to relape
and 100% self efficacy
|
a.
Precontemplation
Langkah dimana orang-orang tidak mempunyai niat
untuk bertindak dimasa depan yang dapat diduga pada umunya 6 bulan ke depan.
Orang-orang yang mungkin termasuk di langkah ini adalah mereka yang tidak
diberitahu tentang konsekuensi dari perilaku mereka. Mereka bersifat menentang
atau tanpa motivasi atau mempersiapkan promosi kesehatan.
Pada tahap precontamplation menuju ke contamplation
melalui proses :
1)
Peningkatan kesadaran : memberikan
informasi.
2)
Dramatic relief : adanya reaksi seara emosional
3)
Environmental reevaluation :
mempertimbangkan pandangan ke lingkungan.
b.
Contemplation
/ Perenungan.
Orang-orang berniat untuk merubah ke 6 bulan
berikutnya. Mereka sadar akan pro menguvbah perilaku tetapi juga sangat sadar
akan memberdayakan. Tahapan ini menyeimbangkan anatara biaya dan keuntungan
untuk menghasilkjan 2 sifat bertentangan yang dapat menyimpan dalam periode
lama.
Belum membuat keputusan yang tepat suatu reaksi.
Pada tahap contemplation ke preparation melalui proses :
·
Self-reevaluation :
penilaian kembali pada diri sendiri.
c.
Preparation
/ Persiapan.
Langkah dimana orang-orang berniat untuk mulai
bertindak di masa mendatang. Secara khas mereka mengambil keputusan penting
dari masa yang lalu. Individu ini mempunyai suatu rencana kegiatan seperti
sambungan suatu kelas pendidikan kesehatan, bertemu dengan dokter mereka,
membeli suatu buku bantuan diri atau bersandar pada suatu perubahan.
·
Pada tahap preparation ke action melalui
proses : self liberation
d.
Action/
Tindakan
Langkah dimana orang sudah memodifikasi spesifik
antara pikiran dengan perilaku. Banyaknya anggapan tindakan sama dengan
perilaku. Namun dalam model ini perilaku tidak menghitung semua tindakan.
Langkah action adalah juga langkah dimana kewaspadaan melawan terhadap berbuat
tidak baik lagi adalah kritis.
Mulai aktif berperilaku yang baru. Pada tahap action
ke maintenance melalui proses :
·
Contingency management : adanya
penghargaan, bisa berupa punishment juga.
·
Helping relationship : adanya dorongan /
dukungan dari orang lain untuk mengubah perilaku.
·
Counter conditioning : alternatif lain
dari suatu perilaku.
·
Stimulus control : aadanya control
pengacu untuk merubah perilaku.
e.
Maintenance
/ Pemeliharaan
Dimana orang-orang sedang aktif untuk mencegah
berbuat tidak baik lagi tetapi mereka tidak menggunakan proses perubahan sering
seperti halnya orang-orang dalam perang. Suatu langkah yang mana diperkirakan
untuk terakhir. Ketika hasil dari maintenance positif / dapat mengubah perilaku
yang lebih baik maka akan terjadi termination / perhentian.
Ketika setelah maintenance terjadi relaps maka bisa
kembali pada tahap contemplation-preparation-action-maintence. Tidak lagi
kembali ke Precontemplation, karena sudah ada kesadaran / niat.
f.
Relaps (Kekambuhan)
Relaps (kekambuhan) atau disebut juga sebagai revolving door schema dapat terjadi pada
proses perubahan perilaku menurut teori ini. Kekambuhan merupakan kembalinya
perilaku seseorang pada kebiasaan yang lama. Biasanya pada tahap pelaksanaan (action) maupun pemeliharaan (maintenance) kekambuhan dapat terjadi,
apalagi bila seseorang tidak mendapatkan dukungan positif dari lingkungannya.
2.
Proses
Perubahan Perilaku
Proses perubahan berguna untuk membantu menjelaskan bagaimana strategi
atau teknik untuk modifikasi terjadinya perubahan tersebut. Proses
Perubahan adalah kegiatan terselubung maupun terbuka yang digunakan orang untuk
maju melalui tahap-tahap. Proses perubahan memberikan panduan penting bagi
program intervensi, karena proses adalah variabel independen bahwa orang perlu
untuk menerapkan, atau terlibat dalam, untuk berpindah dari panggung ke
panggung.
Sepuluh
proses (Prochaska & DiClemente, 1983; Prochaska, Velicer, DiClemente, &
Fava, 1988) telah menerima dukungan yang paling empiris dalam penelitian kami
sampai saat ini. Lima pertama diklasifikasikan sebagai Proses Experiential dan
digunakan terutama untuk tahap awal transisi. Lima terakhir diberi label Proses
Perilaku dan digunakan terutama untuk transisi tahap selanjutnya.
a.
Proses Perubahan Perilaku
Melalui Experiential
Proses Perubahan
|
Definisi
dan Contoh
|
Consciousness Raising (Peningkatan Kesadaran )
|
Usaha
untuk mencari informasi baru dan
memahami keuntungannya melalui informasi, pendidikan dan umpan balik
dari perilaku yang bermasalah.
Exp: Saya ingat orang-orang informasi yang telah
memberi saya tentang cara untuk berhenti merokok.
|
Drama Relief
|
Perasaan
takut, cemas, atau khawatir karena perilaku tidak sehat, atau inspirasi
perasaan dan harapan ketika mereka mendengar tentang bagaimana orang dapat
mengubah perilaku sehat.
Exp: Saya bereaksi secara emosional terhadap peringatan
tentang merokok.
|
Environmental Reevaluation (Evaluasi
Lingkungan Kembali)
|
Menyadari
bagaimana perilaku tidak sehat mereka
mempengaruhi orang lain dan bagaimana mereka bisa memiliki efek yang lebih
positif dalam mengubah.
Exp: Saya menganggap pandangan bahwa merokok dapat
berbahaya bagi lingkungan.
|
Social Liberation (Kebebasan Sosial)
|
Menyadarai bahwa masyarakat yang lebih mendukung
perilaku sehat.
Exp: Saya menemukan masyarakat yang berubah dengan cara
yang membuat lebih mudah bagi bukan perokok
|
Self Reevaluation
(Kembali Mengevaluasi
Diri)
|
Menyadari
bahwa perilaku sehat merupakan bagian penting dari mereka.
Exp: Ketergantungan saya pada rokok membuat saya merasa
kecewa dalam diri saya.
|
b.
Proses perubahan perilaku
melalui perilaku
Proses berubahan
|
Definisi dan contoh
|
Stimulus Control (Kendali Rangsangan)
|
Mengendalikan situasi dan
penyebab lain yang memicu perilaku tidak sehat muncul kembal orang lain
dengan mengingat dan isyarat yang
mendorong perilaku yang sehat sebagai pengganti bagi mereka yang mendorong
perilaku tidak sehat.
Exp: Saya menghapus hal-hal yang dari rumah saya yang
mengingatkan saya merokok.
|
Helping
Relationships
(Membantu Hubungan)
|
Menemukan
orang-orang yang mendukung perubahan mereka.
Exp: Saya memiliki seseorang yang mendengarkan ketika
saya perlu bicara tentang merokok saya.
|
Counter Conditioning
|
Mengganti cara berfikir tidak sehat menjadi cara berfikir
yang sehat.
Exp: Saya menemukan bahwa melakukan hal-hal lain dengan tangan
saya adalah pengganti yang baik untuk merokok.
|
Reinforcement
Management (Manajemen Penguatan)
|
Pemberian penghargaan kalau bisa berubahan perilaku sehat.
Exp: saya beri
hadiah sendiri ketika saya tidak merokok.
|
Self Reevaluation (Kembali
Mengevaluasi Diri)
|
Menyadari
bahwa perilaku sehat merupakan bagian penting dari mereka.
Exp: ketergantungan saya pada rokok membuat saya merasa
kecewa dalam diri saya.
|
Self liberation (Pembebasan Diri)
|
Percaya
pada kemampuan untuk bisa berubah dan membuat komitmen bertindak
berdasarkan keyakinan itu.
Exp: Aku membuat komitmen
untuk tidak merokok.
|
3. Decisional
Balance (Putusan Seimbang)
Pengambilan keputusan dikonseptualisasikan
sebagai "neraca" untuk keputusan dengan mengkomparasi antara
keuntungan dan kerugian perubahan perilaku. Dua komponen keseimbangan putusan,
pro dan kontra, telah menjadi konstruksi kritis dalam model transtheoretical.
Individu mengalami perubahan dengan cara yang kritis berdasarkan tahap
perubahan (stage of change) dan keseimbangan putusan.
Ketika seorang individu dalam tahap
pre-contemplation, demi menjaga perilaku yang ada, pro yang mendukung perubahan
perilaku sebanding dengan kontra relatif untuk perubahan. Pada tahap
pre-contemplation, pro dan kontra cenderung untuk membawa bobot yang sama,
sehingga meninggalkan ambivalen individu terhadap perubahan.
Jika terjadi ketidakseimbangan keputusan,
seperti pro mendukung perubahan lebih besar dari kontra untuk menjaga perilaku
tidak sehat, banyak orang pindah ke tahap persiapan atau bahkan tahap aksi.
Untuk individu yang memasuki tahap pemeliharaan, pro mempertahankan perubahan perilaku harus
lebih besar daripada yang kontra mempertahankan perubahan dalam rangka
mengurangi risiko kambuh.
Penelitian telah menemukan hubungan berikut
antara yang pro, kontra, dan tahap perubahan perilaku di 48 dan lebih dari 100
populasi diteliti dapat menujukkan yaitu:
a.
Perubahan dari kontra lebih besar daripada pro dalam tahap
precontemplation.
b.
Pro kontra melampaui pada tahap
menengah.
c.
Pro lebih besar daripada kontra
dalam tahap aksi.
Decisional Balance membangun cerminan
individu yang menimbang dari baik buruknya dari mengubah. Berasal dari model
Mann’s dan Janis, pengambilan keputusan itu mencakup empat kategori dari pro (laba yang
sebagai penolong). Bagaimanapun, suatu test yang empiris dari model mengakibatkan
suatu banyak struktur yang lebih sederhana. Hanya dua faktor, yang pro dan kontra ditemukan.
4.
Self-Efficacy
(Kepercayaan Diri)
Mencerminkan
tingkat kepercayaan individu memiliki perubahan yang diinginkan dalam menjaga
perilaku mereka dalam situasi yang sering memicu kambuh. Hal ini juga diukur
dengan kemungkinan individu merasa tergoda untuk kembali ke perilaku bermasalah
mereka dalam situasi berisiko tinggi. Pada tahap pre-contemplation dan
contemplation, godaan individu untuk terlibat dalam perilaku bermasalah jauh
lebih besar.
Dalam penelitian, biasanya ditemukan tiga
faktor yang mencerminkan jenis yang paling umum pada situasi: mempengaruhi negatif atau gangguan
emosi, situasi sosial yang positif, dan keinginan. Untuk individu pada tahap persiapan
aksi, ada perbedaan antara self-efficacy dan godaan individu, dan perubahan
perilaku tercapai. Kambuh sering terjadi dalam situasi ketika godaan
mengalahkan perasaan, dan self-efficacy untuk menjaga perubahan perilaku yang
diinginkan.
Self-Efficacy membangun kehadiran keyakinan
situasi yang spesifik yang orang-orang mempunyai bahwa mereka dapat mengatasi
situasi yang resiko-tinggi tanpa relapsing kepada kebiasaan tak sehat atau yang
resiko-tinggi mereka.
Situational Temptation Measure (Diclemente,
1981, 1986; Velicer, DiClemente, Rossi, & Prochaska, 1990) cerminkan
intensitas dari himbauan untuk terlibat dalam suatu perilaku yang spesifik
ketika di tengah-tengah situasi yang sulit.
Situational Self-efficacy Measure tidak
cerminkan keyakinan dari individu untuk terlibat dalam suatu perilaku yang
spesifik ke seberang satu rangkaian ke
situasi yang sulit. Keduanya ukuran Temptation dan
Self-efficacy mempunyai struktur yang
sama.
Ukuran Temptation/Self-efficacy adalah
terutama sekali sensitif pada perubahan yang dilibatkan sedang dalam proses di
langkah-langkah yang kemudiannya adalah meramal yang baik dari berbuat tidak
baik lagi.
Berikut skema mengenai
hubungan antara tahap perubahan, proses perubahan, decisional balance dan self
efficacy dalam model Transtheoretical Model.
C. Aplikasi
Teori perilaku Transtheoritical Model
Judul Jurnal “Application of the
Transtheoretical Model for HIV Prevention in a Facility-Based and a
Community-Level Behavioral Intervention Research Study”
Fokus dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
penggunaan kondom dan kontrasepsi. Model ini diaplikasi dengan dua pendekatan
intervensi yang berbeda yaitu
fasilitas-based intervensi
(konseling individual untuk perempuan di klinik, penampungan, dan pusat-pusat
perawatan narkoba) dan intervensi pada tingkat masyarakat (termasuk produksi
media kecil bahan, jalan penjangkauan, dan masyarakat mobilisasition). Pada
penelitian ini menunjukkan bahwa transtheoretical model memiliki nilai untuk
desain dan pelaksanaan program
pencegahan HIV.
Contoh Intervensi untuk mencegah
HIV dengan menggunakan kondom :
1. Precontemplation
Wanita/mereka tidak berniat dalam menggunakan kondom secara konsisten
dalam hubungan badan pada masa mendatang (6 bulan ke depan).
2. Contemplation
Mereka sudah
memikir serius/niat dalam menggunakan kondom secara konsisten dalam berikutnya
6 bulan tetapi belum membuat komitmen untuk mengambil indakan dalam waktu
dekat).
3. Preparation
Mereka sudah
berniat untuk mulai menggunakan kondom setiap kali mereka berhubungan badan
pada 1 bulan kedepan dan mungkin sudah mulai
menggunakan tapi tidak konsisten).
4. Action
Mereka telah
mulai menggunakan kondom setiap
kali berhubungan intim tetapi merek melakukannya masih kurang dari 6 bulan).
5. Maintenance
(Kondom telah digunakan pada setiap tindakan
hubungan seksual selama 6 bulan atau lebih).
Berikut
contoh kuisioner dari teori TTM dari aplikasi diatas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
The Transtheoretical Model mempunyai implikasi umum
untuk semua aspek dari implementasi dan pengembangan intervensi. Kita akan
dengan singkat menguraikan bagaimana berdampak pada di lima area : perekrutan,
ingatan, kemajuan, proses, dan hasil.
Transtheoretical Model adalah suatu model yang
sesuai untuk perekrutan dari suatu keseluruhan populasi. Intervensi yang
tradisional sering berasumsi bahwa individu adalah siap untuk suatu perubahan
perilaku segera dan permanen. Strategi perekrutan cerminkan asumsi, dan sebagai
hasilnya, itu hanya suatu proporsi yang sangat kecil dari populasi mengambil
bagian. Transtheoretical Model tidak membuat apapun asumsi tentang bagaimana
individu siap adalah untuk ubah. Untuk mengenali individu yang berbeda itu akan
berada di langkah-langkah yang berbeda dan intervensi sesuai itu harus
dikembangkan untuk semua orang. Sebagai hasilnya, daftar biaya pengiriman
barang-barang keikutsertaan yang sangat tinggi telah dicapai.
Transtheoretical Model dapat memudahkan suatu
analisa dari mekanisme mediational itu. Intervensi adalah nampaknya akan secara
diferensial efektif dengan membangun dan hubungan yang tergambar jelas, model
dapat memudahkan suatu analisa proses dan pemandu peningkatan dan modifikasi
dari intervensi itu.
Transtheoretical Model dapat mendukung suatu
penilaian yang lebih sesuai tentang hasil. Intervensi harus dievaluasi dalam
hal dari dampak mereka, yaitu perekrutan menilai kemanjuran. Intervensi yang
didasarkan pada Transtheoretical Model mempunyai potensi untuk mempunyai
kedua-duanya adalah suatu kemanjuran yang tinggi dan suatu tingkat tarif
perekrutan yang tinggi, dengan begitu secara dramatis meningkatkan potensi yang
berdampak pada di keseluruhan populasi dari individu dengan resiko kesehatan
yang tingkah laku.
B.
Saran
Bagi kita tenaga kesehatan sangat penting bagi kita
untuk mengetahui model sepeti the transtheoritical untuk memberikan promosi
kesehatan bagi klien, keluarga, dan masyarakat yang kita layani. Karena dengan
model ini kita dapat memberikan promosi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ogden,
J. Health Psichology. Open University
Press Buckingham Philadelphia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Assalamualaikum,..^_^
Jika ada yang mencari materi makalah mengenai mata pelajaran SD - SMA silahkan meninggalkan pesan di komentar. Karna blog ini dibuat untuk memudahkan pembaca mencari informasi. Terimakasih
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.